09 November 2014

Sebenarnya Ada Apa dengan Ada Apa dengan Cinta?

"PECAHKAN SAJA GELASNYA BIAR RAMAI!"

Gue yakin pasti semua orang yang tau apa itu Ada Apa Dengan Cinta (AADC) tau banget kutipan kalimat di atas. Yap, kalimat tersebut adalah kutipan dari puisi Rangga (Nicholas Saputra) yang membuatnya menang lomba puisa tahunan di SMA nya, mengalahkan si langganan juara, Cinta (Dian Sastrowardoyo). Siapa sangka, karena puisi itu, kehidupan mereka berdua berubah drastis. Mulai mengenal apa itu cinta, pengorbanan akan cinta, atau bahkan pahitnya cinta. Selama kita menonton film ini, kita serasa dibawa ke kehidupan nyata kita. Film ini terasa begitu nyata karena mengambil sudut pandang anak SMA, sudut pandang yang sangat pas dan cocok untuk menggambarkan manis-asem-asin-rame-rasanya cinta.


Jujur, gue baru nonton film ini secara full baru-baru ini karena LINE! Film ini beredar tahun 2002, gue masih enam tahun, belom ngerti apa-apa sama dunia. Tapi, gue udah tau lama tentang soundtrack-nya yang membahana itu, Ada Apa Dengan Cinta-nya Melly Goeslaw itu loh! Nah, karena LINE itu gue mulai deh nonton AADC ini. Dan abis gue nonton nih film.....sumpeh keren cuy. Nggak salah sih, film ini dinobatkan sebagai film pemicu kebangkitan film Indonesia. Mungkin orang-orang yang baru sekarang nonton mikir kalo nih film biasa-biasa aja, ceritanya biasa aja, isinya cuma geng cewe, cinta-cintaan, persahabatan, bunuh diri, dll. Klise. Basi. Menurut gue mereka yang bilang seperti itu lupa menambahkan satu parameter khusus, yaitu settingan waktu! Film ini dibuat tahun 2002, dimana (setau gue) belum banyak film atau sinetron yang mengedepankan premis cewe SMA yang punya geng, demen sama cowo, terus cowonya mau ke luar negeri. Inilah yang membuat AADC istimewa! Karena premis AADC yang deket banget sama kehidupan orang-orang yang suka nonton film ditambah ending-nya yang bisa dibilang sad ending tapi bisa juga happy ending, menimbulkan penjamuran film/sinetron serupa yang mengambil premis tersebut! Jadi, nggak salah dong kalo AADC dinobatkan sebagai film pembangkit film Indonesia?

Nah, dari film ini kita bisa belajar banyak hal. Salah satunya adalah tentang persahabatan yang sangat sejati. Cinta dan teman-temannya sudah bagaikan surat dengan perangko. Nempel terus. Satu kena masalah, itu menjadi masalah bareng-bareng. Satu punya musuh, itu menjadi musuh bareng-bareng. Film ini mengajarkan kita untuk menjalin persahabatan yang sejati. Nggak perlu dengan harta kok, cukup dengan nepatin janjinya aja! Karena terkadang omongan yang keluar sebagai janji sering dilanggar, iya kan? Ada lagi nih tentang cinta-cintaanya. Fluktuasi hubungan Rangga-Cinta bener-bener tergambar jelas di film ini. Dari kesel-keselan sampe baik-baikan lagi. Dari baik-baikan malah jadi kesel-keselan, Sampe klimaksnya yang bikin gue agak terkesima adalah pada saat adu mulut yang ini,

Rangga: "Asal kamu tau, Ta! Kalo diperlakukan nggak fair kaya gini sih saya udah biasa. Tapi satu, nggak usah ada maaf-maafan lagi!"

Scene ini bener-bener keren banget! Omongan Rangga bikin Cinta langsung diem. Cinta kaya berusaha melupakan Rangga gara-gara konflik tadi. Tapi.....ya namanya juga manusia, kadang suka menjilat ludah sendiri. Dalam lubuk hati Cinta, doi masih sayang gitu deh sama Rangga. Sampai akhirnya kita dibawa ke climax scene yang bener-bener gue demen! Epic scene for the ending! Sampai akhirnya, akhir cerita ini digantungkan dengan kepergian Rangga ke New York. Dia udah janji kalo mau balik lagi ke Indonesia, buat nemuin Cinta.

Tapi aku pasti akan kembali dalam satu purnama
Untuk mempertanyakan kembali cintanya
Bukan untuknya, bukan untuk siapa
Tapi untukku
Karena aku ingin kamu
Itu saja

Kutipan puisi Rangga untuk Cinta di atas menutup AADC ini. Tapi...di 2014, hadirlah jawaban dari pertanyaan 'Kapan Rangga kembali ke Jakarta untuk nemuin Cinta?'


Yap! LINE nawarin jawaban yang bikin penggila AADC dari jaman 2000an penasaran abis. Mini drama tentang jawaban dari AADC ini sontak menjadi topik hangat baru-baru ini. Naaaaah dari mini drama itu gue punya beberapa pandangan dari masing-masing pemeran utamanya!

**Sudut Pandang Cinta**
Dua belas tahun hilang, tanpa kabar. Tiba-tiba dia hadir, lewat LINE. Minta ketemuan. Apakah Cinta masih punya perasaan yang sama seperti dua belas tahun yang lalu sama Rangga? Inilah yang ngebuat Cinta cuma nge-read LINE nya si Rangga. Dia bimbang, harus ketemu atau engga. Cinta bingung, kalo udah ketemu Rangga terus apa? Rangga cuma di Jakarta selama dua hari, abis ketemu dia langsung pergi lagi ke NY. Mungkin, Cinta takut kehilangan Rangga lagi untuk dua belas tahun-dua belas tahun yang lainnya. Nggak salah kalo Cinta berada di suatu titik dilema paling dalam. Ketika Cinta udah ngebangun kehidupannya yang asik seperti baru, Rangga hadir untuk menghancurkannya. Hal ini menunjukkan kalo Cinta punya prinsip, sama kaya apa yang dibilang Karmen.

**Sudut Pandang Rangga**
Dua belas tahun di negeri orang, nggak kontak-kontakan sama Cinta pula! Hal ini wajar sih, soalnya kan di tahun 2002 belom ditemuin peralatan praktis yang bisa ngubungin beratus-ratus kilometer antara JKT-NY. Belom ada LINE, Instagram atau Path. Tapi waktu berlalu cepat, begitupun teknologi. Dengan adanya fitur LINE, Rangga bisa kontak-kontakan sama Cinta, apalagi Rangga punya kesempatan untuk ke Jakarta selama dua hari. Momen ini bisa dijadikan ajang bagi Rangga untuk menepati janjinya yang akan pulang dalam satu purnama. Rangga nggak salah disini, karena ia berusaha untuk menepati janjinya ketemu Cinta, meski udah dua belas tahun kepisah. Hal ini menunjukkan kalo Rangga bisa menepati janji, berintegritas.

Di mini drama ini masih abu-abu menurut gue. Belum ada kepastian yang super duper tepat akan jawaban dari film ini. Ending dari mini drama ini memang epic, bikin merinding. Kalimat yang dikatakan Cinta ketika bertemu dengan Rangga cukup pas untuk mengawali pertemuan perdana mereka selama dua belas tahun terpisah jauh.

Cinta: "Jadi beda, satu purnama di New York dan di Jakarta?"

Ditambah lagi penggalan monolog yang dibawakan Rangga dan Cinta+Bimbang-nya Melly Goeslaw!!

Detik tidak pernah melangkah mundur
Tapi kertas putih itu selalu ada
Waktu tidak pernah berjalan mundur
Dan hari tidak pernah terulang
Tetapi pagi selalu menawarkan cerita yang baru
Untuk semua pertanyaan yang belum sempat terjawab

Mini drama ditutup oleh mereka berdua yang saling tersenyum.

Jujur, ini belom menjawab semua pertanyaan yang masih ada di benak para penonton. Ditambah Rangga juga belom menepati satu janji krusialnya dalam satu purnama itu. Yap, untuk mempertanyakan kembali cintanya. Untuk mempertanyakan kembali cintanya kepada Cinta!!! Ini masih gantung. Terus, bagaimana kita tahu jawabannya? Apakah kita harus lari ke hutan, belok ke pantai untuk tahu jawabannya?

Berharap saja semoga ada sekuelnya!
 
Copyright © The Untold(s) | Theme by BloggerThemes & frostpress | Sponsored by BB Blogging