Ketika kesepian menyerang diriku
Gak enak badan resah tak menentu
Ku tahu satu cara sembuhkan diriku
Ingat teman-temanku
Project Pop - Ingatlah Hari Ini
Cobain deh baca tulisan ini sambil dengerin lagu Project Pop yang Ingatlah Hari Ini, diulang-ulang terus sampe selesai baca blognya. Karena gue nulis tulisan ini sambil dengerin lagunya. Cukup bisa membuat gue bernostalgia bersama mereka.....
☺☺☺
Karena akhir dari setiap pertemuan adalah perpisahan. Satu kalimat yang sulit sekali untuk dirasakan. Terutama bagi gue, atau mungkin kami. Tiga tahun berjuang bersama-sama, dengan penuh perjuangan, atau mungkin keluhan. Tapi sekarang, semuanya sedang dalam proses menuju suatu akhir, sebentar lagi menuju sebuah titik putih yang bernama awal mula perjuangan yang sesungguhnya.
Tidak terasa hampir tiga tahun kita bersama. Belajar bersama, bermain bersama, ngatain orang bersama, makan dan minum bersama, nonton film bersama dan masih banyak bersama-sama lainnya. Semuanya diawali dengan perjumpaan. Diawali dengan kata 'halo' atau 'hai' yang membuka jalan menuju persahabatan yang erat.
Tiga tahun itu dimulai ketika kami baru saja melepas seragam putih biru kami dan mulai mengenal seragam putih abu-abu. Tentu saja kami di MOS. Rasanya baru saja kemaren di mos-in kakak-kakak OSIS yang galak-galak. Dibentak-bentak, disuruh ini itu yang sebenernya gak jelas banget, pakai atribut yang menjijikkan binti memalukan, tapi segalanya kita jalani dengan senyum semangat '45!
Setelah itu, resmilah kami menjadi siswa-siswi SMA. Dan begitu banyak hal yang gak bakal bisa dilupain selama di SMA ini. Terus terang, kalo bisa kembali ke belakang, pengen banget bisa kembali ke masa-masa kelas X atau kelas XI yang kerjaannya main mulu, belajar juga sih hehehehe.
Ini waktu kelas X
Banyak banget hal-hal yang terjadi selama kelas X. Dari becandanya, dari musuh-musuhannya, dari ngekopi jawaban temen, dari dimarahin guru, dari semua-muanya deh. Gak bakal bisa dijelaskan dengan tulisan. Betapa indahnya itu pengalaman! Tapi, dari segala pengalaman yang pernah gue alamin, ada dua pengalaman yang gak pernah bakal gue lupain. Bermain bersama teman-teman sekelas gue (kelas XI dan XII) yang tidak dapat dideskripsikan lagi tingkat kebinalan dan keonarannya, dan bermain bersama mereka......
Dimas - Viana - Gita - Jojo
Wiwi - Evel
Jojo - Ino - Ricky
Angel - Adam
Dimas - Astria
Angel - Gita - Jojo - Dimas - Evel
Sebenernya semua dimulai ketika LDK kelas X dimana kita berbondong-bondong ke rumah Wiwi buat ngerjain tugas LDK itu. Nih, intip foto-fotonya yang keji itu wahahahaha.
Untung tidak ada foto gue hahahahahaha. Oh iya, dibawah ini ada foto-foto pas LDK nya.
Kelompok Jojo
Kelompok Angel
Kelompok Wiwi
Kelompok Gue sama Ricky
Meski kita dari kelas X sampe kelas XII gak pernah bener-bener sekelas bareng, tapi kita sering kok main bareng-bareng terus. Bahkan biasanya dijadwalin mainnya. Main bareng itu biasanya abis ujian-ujian, abis UN juga, atau biasanya pas besok libur, apa engga pas tiba-tiba pulang cepet soalnya guru-guru mau rapat. Momen-momen kaya gitu tuh yang gak bisa dilupain. Mainnya sih seputar permainan anak-anak SMA masa kini, yaitu nyabu, konsumsi pil ekstasi, dan minum arak. Wahahahaha, ya enggak dong. Yakali kita-kita yang wajahnya kiyut-kiyut inosen gini mainannya kaya gitu. Paling sih kita main uno, masak, main bulutangkis, main laptop, main kertas dosa, baca komik, main game dan sebagainya.
Tapi..... nonton film horor dari dvd bajakan adalah yang paling mengasyikan. Biasanya pada saat kita nonton diselingi oleh teriakan-teriakan yang mengejutkan dari Ino, harus siap siaga kalo dia mulai teriak, karena teriakannya bisa lebih dari 1 x 10 pangkat 9 oktaf. Dia adalah tipe yang berani nonton film horor tapi harus teriak. Yang paling bisa nonton film horor full sampe abis cuma gue, Angel sama Astria. Cuma kita bertiga yang bisa menikmati kedahsyatannya nonton film horor. Ricky gak begitu suka nonton film horor, cuma horor yang berkualitas saja yang dia suka. Adam? Jojo? Mereka selalu nutupin mata pake bantal setiap nonton film horor. Mungkin mereka cuma berani buka mata ketika adegan pagi dan siang hari, dimana hantu tidak akan muncul pada saat itu. Wiwi? Dia berani tapi kadang-kadang teriak (biasanya ikutan teriak gara-gara Ino teriak). Wiwi adalah spesialis remot, karena ketika adegan mulai tidak senonoh, dia akan mulai mempercepat adegan tersebut dengan percepatan 2 m/s kuadrat, secara doi yang punya rumah bro:)) Entah sudah berapa film horor yang telah kita nonton di rumah Wiwi, baik dari tanah Jepang, Amerika, Korea, maupun Thailand. Dari yang kasetnya oke-oke saja, sampe yang kresek-kresek ditengah. Dari yang gak serem, sampe yang seremnya klimaks, dari yang Ino teriak terus sampe gak ada teriakannya sama sekali. Pokoknya mengasyikan dah:))
Gue rasa rumah Wiwi yang sudah menjadi basecamp kita selama 3 tahun telah diliputi oleh dosa-dosa duniawi kita. Baik yang gosipin anak-anak sampe sumpah serapah telah kita lakukan disana. Ngomongin orang sangat seru ternyata sodara-sodara (tobat!!!!!). Kita jarang banget keluar buat jalan-jalan gitu, kaya jalan-jalan ke mall, main yang jauh atau apaan kek. Paling jauh kita jalan-jalan ke Margo buat nonton Divergent yang secara tidak sengaja terjadi. Udah, itu doang. Kenapa kita jarang pergi jauh-jauh? Gak tau kenapa, di rumah Wiwi aja udah merangkum segala hal yang tadi kok. Karena pada dasarnya kita menciptakan suatu kesenangan tanpa mengeluarkan ekonomi lebih (paling banyak paling cuma 5 ribu uang yang kita keluarin buat beli mie di Carrefour Express), sehingga kedua-duanya dapat saling melengkapi. Sama kaya Indifference Curve. Gak ngerti ya? Nih gambarnya.....
Dimana Good X adalah kesenangan dan Good Y adalah mengeluarkan ekonomi yang sedikit alias gak pake duit, sehingga kueduanya dikombinasikan dan menjadi sebuah kepuasan yaitu bermain di rumah Wiwi yang akan terus bergerak ke kanan (berarti kepuasan akan terus bertambah ketika main) dan tidak akan pernah saling berpotongan keduanya itu:)) Pokoknya begitu deh, seru banget! Ketawa-ketiwi bareng......ah.....kangen.......
Kita selalu rutin main bareng, dari kelas X sampe kelas XII. Kadang ada yang gak bisa ikut, kadang lengkap. Rasanya kalo gak lengkap tuh gak asik, kaya ada yang kurang. Kalo satu ada yang gak ikut rasanya tuh kaya 'Yaaaahelaaaah'. Kadang alasannya ada yang les, harus pulang cepet, lagi kerja kelompok. atau bahkan gak dibolehin orang tua (contoh: Astria), atau ada yang harus izin dulu (contoh: Ino), atau yang jalannya lambat karena diajakin ngobrol mulu (contoh: Wiwi), dan lain-lainnya yang bisa menghambat permainan seru ini. Kayanya sih, mama papa nya Wiwi ampe bosen kali ya liat kita-kita main mulu di rumahnya hahahahahahaha.
Ohiya, kita juga sering berfoto bersama dimana-mana, tapi sayangnya jarang banget foto di rumah Wiwi ya..... Terlalu banyak foto-fotonya yang kalo dilihat jadi sedih.....pengen balik lagi ke masa-masa itu......
Foto-foto webcam di rumah Wiwi.....
Masa-masa kelas X.....
My best birthday, ketika disiram 2 kali.....
Masa-masa kelas XI pas Study Tour.....
Selpi selpi.....
Sampai akhirnya tiba juga kita di kelas XII. Masa-masa kita sudah mulai jarang main di rumah Wiwi karena mulai menyambut Ujian Nasional. Sejak saat itu, frekuensi main kita jadi jarang banget. Paling-paling cuma bisa main di sekolah doang dikarenakan sibuk les, review materi UN, tugas-tugas bejibun dan rasa takut kalo main terus nanti jadi oon. Hari demi hari......bulan demi bulan di semester 2......sampai pada titik puncaknya di bulan April ketika hari terakhir UN, ketika semuanya telah dibayar lunas selama tiga tahun ini, ketika mulai bebas dari yang namanya Ujian Nasional. Dan frekuensi bermain itu pun mulai membaik. Tapi, ada satu ketakutan sendiri di dalam diri gue.....perpisahan.
Sampai akhirnya tibalah acara perpisahan itu. Ya, 14 Mei 2014. Hari dimana guru-guru mulai mengembalikan kami ke orang tua kami kembali. Entah kenapa hari itu gue agak sedih, tiba-tiba ke flash back 3 tahun di SMA dan sebentar lagi akan selesai, yang berarti perpisahan itu udah di ujung tanduk. Tapi semuanya berjalan dengan penuh kehangatan. Saling lempar canda tawa, saling berfoto-foto ria dan saling-saling lainnya. Melupakan sejenak kalo hari itu adalah awal perpisahan dan pelepasan SMA.
Segalanya teramat luar biasa. Sangat luar biasa.
Sayang cuma segitu yang bisa diabadikan:( tapi gakpapa, di lain waktu kita bisa foto-foto lagi!
Ya, hari itu telah berlalu, hari pelepasan yang enggak akan pernah gue lupain. Hari 'terakhir' menjadi anak sekolahan karena kita udah dilepas sama guru-guru kita. Walau berpisah gue harap sih gak bakal saling sombong-sombongan. Semoga aja bisa terus keep in touch atau mungkin bisa main ke rumah Wiwi terus gitu sampe tua wakakakakak.
Pengen tau gak sih apa sih beratnya jadi seorang kelas XII itu? Bukan, bukan pelajaran matematika, biologi, fisika, kimia, ekonomi, sosiologi atau geografi yang paling berat. Tapi, yang paling berat menjadi kelas XII adalah perpisahan bersama teman-teman seperjuangan sejak kelas X. Sama-sama berjuang untuk 'keluar' dari SMA. Sama-sama berjuang untuk merajut asa, meraih mimpi setelah perpisahan ini.
Ini bukanlah sebuah akhir, tapi ini adalah sebuah awal. Sebuah awal yang nantinya akan mempertemukan kita lagi di kemudian hari, dengan senyum lebar yang dipersembahkan oleh sebuah kesuksesan.
Terima kasih Tuhan, terima kasih semesta, karena Engkau telah mempertemukanku dengan mereka.
Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.
(Amsal 17:17)
Jika tua nanti kita t'lah hidup masing-masing, ingatlah hari ini! - Ingatlah Hari Ini (Project Pop)