Wess, berat banget nih judulnya ya ckckckck. Ya emang sengaja pengen nulis tentang olahraga Indonesia yang semakin aya-aya wae dah, Ya ini memang tulisan seorang bocah ingusan yang masih belom ngerti apa-apa sih, tapi ya ini salah satu aksi kekecewaan saya sebagai salah satu pencinta olahraga Indonesia (ceilah:D)
Parah juga malu! Dua kata sifat yang mungkin tergambar di hati saya, bukan hanya saya sih, tapi juga semua pencinta olahraga Indonesia. Bagaimana tidak malu? Di kancah SEA Games (salah satu event paling kecil dalam multievent di dunia), Indonesia hanya mampu berada di peringkat keempat perolehan medali dengan 65 emas, 84 perak dan 111 perunggu. Yap, Indonesia berhasil menjadi juara umum di bidang perunggu pada perhelatan SEA Games kali ini. Lagi-lagi, perunggu.
Ini adalah kali ketiga Indonesia terlempar dari jajaran elit 3 besar Asia Tenggara dalam perolehan medali SEA Games. Di tahun 2005 (SEA Games Manila), Indonesia terlempar ke posisi 5. Di SEA Games 2007 (Nakhon Ratchasima), Indonesia berada di peringkat 4 dibawah Thailand, Malaysia dan Vietnam. Beruntung, di tahun 2011 (SEA Games Palembang-Jakarta) Indonesia bisa kembali menjadi juara umum. Lantas, apa sih yang sebenarnya terjadi pada olahraga Indonesia sampai terlempar ke peringkat 4?
Salah satu penyebabnya adalah, banyak cabang-cabang andalan Indonesia (yang juga adalah cabang olimpiade) tidak dipertandingkan dalam SEA Games ini, seperti Tennis dan Gymnastic (padahal gymnastic salah satu induk olahraga). Tennis sendiri merupakan salah satu lumbung emas bagi Indonesia di kancah SEA Games.
Anehnya, Myanmar sebagai tuan rumah malah memasukkan cabang olahraga yang sudah pasti Myanmar yang akan mendapatkan emas. Cabang olahraga itu ialah Chinlone. Hal ini banyak disebut-sebut sebagai upaya Myanmar untuk menjadi juara umum. Maklum, terakhir kali Myanmar menjadi juara umum adalah pada tahun 1969 (masih bernama Burma), pada ajang SEAP Games (sebelum menjadi SEA Games).
Selain itu, Myanmar sebagai tuan rumah dinilai kurang memperhatikan nilai-nilai semangat olimpiade, kejujuran serta sportivitas. Hal ini dikarenakan seringnya terhadi kontroversi selama penyelenggaraan. Contohnya saja, pada cabang Pencak Silat Men's 55-60 kg yang seharusnya direbut Indonesia malah diprotes oleh kontingen Myanmar. Protes dari Myanmar tersebut telah ditolak oleh juri tetapi emas yang direbut Indonesia tetap ditahan. Oleh karena itu, komite membatalkan nomor Pencak Silat Men's 55-60 kg.
Sebenarnya, masih banyak kontroversi-kontroversi yang terjadi. Untuk lebih lengkapnya silahkan kalian mengunjungi link ini aja ya:D
Selain faktor dari tuan rumah, faktor internal yang dialami Indonesia juga tidak kalah menyedihkan. Persiapan kontingen Indonesia dalam menghadapi SEA Games ini sangatlah kurang. Ditambah lagi dengan uang saku atlet yang tersendat-sendat serta program peralatan latihan dan program uji coba yang kurnang memadai. Jika persiapannya saja sudah kurang, bagaimana bisa mendapatkan hasil yang terbaik? Apa yang ditabur, itu juga yang akan dituai. Lagi-lagi pertanyaan 'kok bisa begini sih, Pak?' ditujukan kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga serta Bapak Presiden yang terhormat.
Dilihat dari sejarahnya, hanya ada 5 negara yang pernah menjadi juara umum SEA Games dari kurun tahun 1977-2013. Mereka adalah Indonesia (10x), Thailand (6x), Filipina (1x), Malaysia (1x) dan Vietnam (1x). Keberhasilan Filipina, Malaysia dan Vietnam menjadi juara umum SEA Games juga dikarenakan faktor tuan rumah (banyaknya dukungan dari penonton).
Sedangkan dilihat dari perolehan medali SEA Games dari kurun waktu 1977-2013, Indonesia berada di peringkat pertama dengan raihan 1667 emas, 1497 perak dan 1507 perunggu (It wowed me cause the gold medals are much more than silver medals and bronze medals.) Ya semoga saja perolehan medali ini tidak disalib oleh Thailand ya, secara Thailand menjadi tim saingan Indonesia di Asia Tenggara selain Vietnam dan Malaysia.
Semoga saja di SEA Games ke 28 yang akan diselenggarakan di Singapura, Indonesia bisa meraih hasil yang lebih baik dan bisa menjadi juara umum deh:D
Tapi, banyak yang berkata 'Jangan bangga jadi juara SEA Games' tapi mengharapkan Indonesia bisa menjadi juara SEA Games. Ya semuanya dimulai dari penontonlah. Jika penontonnya aja enggak bangga kalo Indonesia bisa jadi juara SEA Games, ya atletnya juga gak usah bagus-bagus bangetlah penampilannya. Ya, Indonesia emang harus melihat kedepan sih. Kita harus bisa jadi raksasa di event yang lebih besar dari SEA Games, yaitu Asian Games maupun Olimpiade. Jika di SEA Games nya saja sudah bobrok, gimana mau cemerlang di Asian Games atau Olimpiade?
Selain faktor dari tuan rumah, faktor internal yang dialami Indonesia juga tidak kalah menyedihkan. Persiapan kontingen Indonesia dalam menghadapi SEA Games ini sangatlah kurang. Ditambah lagi dengan uang saku atlet yang tersendat-sendat serta program peralatan latihan dan program uji coba yang kurnang memadai. Jika persiapannya saja sudah kurang, bagaimana bisa mendapatkan hasil yang terbaik? Apa yang ditabur, itu juga yang akan dituai. Lagi-lagi pertanyaan 'kok bisa begini sih, Pak?' ditujukan kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga serta Bapak Presiden yang terhormat.
Dilihat dari sejarahnya, hanya ada 5 negara yang pernah menjadi juara umum SEA Games dari kurun tahun 1977-2013. Mereka adalah Indonesia (10x), Thailand (6x), Filipina (1x), Malaysia (1x) dan Vietnam (1x). Keberhasilan Filipina, Malaysia dan Vietnam menjadi juara umum SEA Games juga dikarenakan faktor tuan rumah (banyaknya dukungan dari penonton).
Sedangkan dilihat dari perolehan medali SEA Games dari kurun waktu 1977-2013, Indonesia berada di peringkat pertama dengan raihan 1667 emas, 1497 perak dan 1507 perunggu (It wowed me cause the gold medals are much more than silver medals and bronze medals.) Ya semoga saja perolehan medali ini tidak disalib oleh Thailand ya, secara Thailand menjadi tim saingan Indonesia di Asia Tenggara selain Vietnam dan Malaysia.
Semoga saja di SEA Games ke 28 yang akan diselenggarakan di Singapura, Indonesia bisa meraih hasil yang lebih baik dan bisa menjadi juara umum deh:D
Tapi, banyak yang berkata 'Jangan bangga jadi juara SEA Games' tapi mengharapkan Indonesia bisa menjadi juara SEA Games. Ya semuanya dimulai dari penontonlah. Jika penontonnya aja enggak bangga kalo Indonesia bisa jadi juara SEA Games, ya atletnya juga gak usah bagus-bagus bangetlah penampilannya. Ya, Indonesia emang harus melihat kedepan sih. Kita harus bisa jadi raksasa di event yang lebih besar dari SEA Games, yaitu Asian Games maupun Olimpiade. Jika di SEA Games nya saja sudah bobrok, gimana mau cemerlang di Asian Games atau Olimpiade?
Hanya ada dua hal yang bisa dilakukan jika ingin mengibarkan bendera suatu negara di negara orang lain. Dua hal tersebut adalah jika dilakukan upacara di negara bersangkutan berhubungan dengan dirgahayu sang negara serta di bidang olahraga. Saya hanya berharap sang dwiwarna, Merah-Putih bisa berkibar selama-lamanya, apalagi di negeri orang.
Hiduplah Indonesia Raya!
Hiduplah Indonesia Raya!
(Courtesy: wikipedia.com and kompas.com)