Hey cuy! Lagi aktif-aktifnya ngeblog nih sekarang, semoga bisa konsisten yak. Tolong dibantu!:))
Well, kemaren I just got the blessed and wow experience. It did wow me hihihihi. Bukan, gue bukan lagi jadi pemadam kebakaran gara-gara judulnya kaya gitu, tapi.....
Jadi tuh ya, hari Jumat gue dan kelima orang temen gue disuruh ikut lomba gitu. Lomba debat Bahasa Indonesia yang masih gak tau kapan lombanya dan siapa yang nyelenggarain. Kita udah disuruh isi formulir aja, dan gue masih biasa aja, karena definitely the competition'd be held a couple week again. Apalagi guru gue bilang kalo kita bakal latihan dulu, biar nanti tampilnya bisa mantap dan menjanjikan. Wuih, seru banget tuh kalo latihan debat.
Hari Sabtu dan Minggu gue woles aja, masih cengangas-cengengesan, main-main, gak mikirin lomba debatnya dulu, masih santai, gak ada beban, apalagi pas itu abis selesai UTS, jadi pengen main-main dan refreshing time! And I slept well that time:))
Going back to school and yucks I met Monday which is the-most-hated-one. Pelajaran pertama kala itu disambut oleh Biologi. Tiba-tiba ada pengumuman kalo yang ikut lomba debat dipanggil dan disuruh kumpul di perpustakaan. Wes, ada apaan nih? Kok kita dipanggil. Gue dan temen sekelas gue yang juga ikut lomba bertanya, saling bertatap-tatapan, bingung dengan keadaan ini, ada apakah gerangan? Oke, ini lebay. Gue dan yang lainnya pergi ke perpustakaan, dengan hati dagdidug-mau-diapain tapi gak ada perasaan cemas nan worry sedikitpun. Gue dan yang lain masuk ke perpustakaan, bertanya ke gurunya, ada apaan nih, Pak? Si Bapak dengan santai ngomong begini,
"Siap-siap! Jam 8 kita pergi ke tempat lomba buat lomba debat. Gih, sana ambil tas kalian."
Gue diam. Kelima teman gue diam. Bapaknya juga diam. Dan penjaga perpustakaan malah makan. (Btw, we are not allowed to eat in library, hey!)
Shock bukan kepalang. Bingung harus ngapain. Belom ada persiapan ini. Gue dan yang lain pergi ke kelas buat ngambil tas, dengan perasaan ragu, tapi takut. Belom siap. Bahkan gue pengen mengundurukan diri pas itu, karena menurut gue pasti nanti bakal malu-maluin gue tampilnya, dan paling cuma nyampe putaran pertama doang. Gue melas sendiri ngeliat temen-temen gue pada siap tempur dengan semangat 45 buat ikut lomba. Hmm, udah dipercaya buat ikut lomba berarti harus siap juga tampilnya! Abis itu gue langsung minum mirai ocha supaya semangat, hehehehe enggak deng,
Gue akhirnya ngambil tas. Dengan tidak percaya diri, gue melangkah menjuru perpustakaan, tempat kita ngumpul.
Akhirnya kita berangkat ke tempat lomba yang cukup jauh dari sekolah gue berada. Kita nyarter angkot dan berencana untuk latihan debat didalam angkot tersebut. Ehtapi kita nggak latihan didalem angkot, karena mungkin pada tegang kali ya, apalagi gue, yang gak sanggup lagi.
Pas sampe, ternyata lumayan juga yang ikut lombanya, dan ternyata gak cuma lomba debat aja, tapi masih banyak lomba-lomba yang lain. Panitianya bilang kalo yang paling banyak peserta lombanya adalah lomba debat, yaitu 15 tim. Gue tambah panik. Pingsan. Dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi oksigen. Enggakdeng.
Yaaaaap, lombanya dimulai. Huaaaaaaaaaaaaaaa, sayaaaaaaaaaa paniiiiiiiiiiiiiiiik bangeeeeeeeeeeeeet. Rasanya pengen banget lambain tangan ke kamera buat udahan. Gue memberanikan diri ke depan buat ngambil nomor undian dan tim gue dapet undian nomor 13. Lucky thirteen?
Gue dan teman-teman lainnya mulai mengupas tuntas tema-tema yang kemungkinan didapatkan oleh tim gue, kita kupas satu persatu. Dan kebetulan tim gue dapetnya itu tim pro jadi kita nyarinya statement-statement yang mendukung aja. Fiuh, untungnya gue dapet partai paling akhir, jadi bisa tenang-tenang.
Tiba saatnya tim gue tampil. Mencoba untuk membunuh rasa panik, tegang, takut dalam hati. Gue jadi pembicara pertama. Saat itu berjalan lancar, gue mencoba untuk mengemukakan pendapat dengan tenang, tidak terlalu cepat, dapat dimengerti dan tidak terbata-bata. Begitu juga dengan tim gue. Kita berusaha untuk menjatuhkan lawan dengan cara yang tepat. Debatnya berlangsung kira-kira 20 menit. Waktu yang lama untuk nyerocos sana-sini. Saat pengumuman diumumkan ternyata tim gue bisa melaju ke babak berikutnya! Wuih, cukup seneng juga sama pencapaian ini.
Babak itu perempat final. Gue sekarang udah mulai agak tenang, tapi gue ngantuk banget, gak sanggup gue menghilangkan rasa kantuk ini. Pas tim gue dipanggil lagi untuk tampil, gue masih jadi pembicara pertama. Dan menurut gue, gue gagal banget kala itu. Gue gak konsen, gue bingung banget, dan gue ngomong gak jelas. Gak konsen deh! Dan menurut gue, gue bakal kalah kala itu. Setelah debat selesai, pengumuman langsung diumumkan. Tim gue mendapat skor 616. Skor yang kecil banget menurut gue, dibanding tim-tim lain yang skornya bahkan diatas 625. Gue udah hopeless. Pas dibacain skor lawan, gue kaget, dan merasa gak percaya. Skor mereka 606. Going to semifinal.
Mulai saat itu gue mulai terpacu, semangat buat ngalahin lawan, karena ini adalah salah satu pertandingan hidup dan mati. Antara masuk ke babak final, atau pulang. Tim gue maju, maju dengan penuh semangat, maju karena kita yakin selain dukungan teman-teman yang lain, Tuhan juga ada disamping kita. Tim gue mulai semangat, kita mulai memaparkan statement-statement pamungkas yang sulit untuk dibantah lawan. Dan bahkan temen gue yang lagi nonton sempet ngeliat tim lawan yang juga lagi nonton kaget dan terkesan dengan pemaparan yang dituturkan tim gue. Debat selesai, kami bersalaman dengan tim lawan. Kami mulai percaya diri, meski kalah atau menang, kami telah menampilkan yang terbaik. Kalo Tuhan berkenan, kita bakal maju ke babak final, kalo enggak ya gakpapa. We did the very best.
Pengumuman dibacakan, tim gue mendapatkan skor 688. Cukup tinggi. Sedangkan lawan mendapatkan skor 691. Tipis sekali. Kita kalah, tapi gakpapa, kita kalah dengan keadaan terhormat kok. Cuma beda dua point. Yes, we were beaten but head is up! Kami pulang dengan perasaan campur aduk, tapi tentu tanpa perasaan kecewa, karena kami bisa!
Dengan tanpa persiapan aja, kita bisa kaya gini. Udah suatu pencapaian yang luar biasa banget. Gak usah takut deh meski tanpa persiapan, yang penting mah stay positive and chill out!
Pokoknya, jangan menyerah sebelum berperang, pantang pulang sebelum padam!