30 December 2013

Ada Apa dengan Olahraga Indonesia?

Wess, berat banget nih judulnya ya ckckckck. Ya emang sengaja pengen nulis tentang olahraga Indonesia yang semakin aya-aya wae dah, Ya ini memang tulisan seorang bocah ingusan yang masih belom ngerti apa-apa sih, tapi ya ini salah satu aksi kekecewaan saya sebagai salah satu pencinta olahraga Indonesia (ceilah:D)

Parah juga malu! Dua kata sifat yang mungkin tergambar di hati saya, bukan hanya saya sih, tapi juga semua pencinta olahraga Indonesia. Bagaimana tidak malu? Di kancah SEA Games (salah satu event paling kecil dalam multievent di dunia), Indonesia hanya mampu berada di peringkat keempat perolehan medali dengan 65 emas, 84 perak dan 111 perunggu. Yap, Indonesia berhasil menjadi juara umum di bidang perunggu pada perhelatan SEA Games kali ini. Lagi-lagi, perunggu.

Ini adalah kali ketiga Indonesia terlempar dari jajaran elit 3 besar Asia Tenggara dalam perolehan medali SEA Games. Di tahun 2005 (SEA Games Manila), Indonesia terlempar ke posisi 5. Di SEA Games 2007 (Nakhon Ratchasima), Indonesia berada di peringkat 4 dibawah Thailand, Malaysia dan Vietnam. Beruntung, di tahun 2011 (SEA Games Palembang-Jakarta) Indonesia bisa kembali menjadi juara umum. Lantas, apa sih yang sebenarnya terjadi pada olahraga Indonesia sampai terlempar ke peringkat 4?

Salah satu penyebabnya adalah, banyak cabang-cabang andalan Indonesia (yang juga adalah cabang olimpiade) tidak dipertandingkan dalam SEA Games ini, seperti Tennis dan Gymnastic (padahal gymnastic salah satu induk olahraga). Tennis sendiri merupakan salah satu lumbung emas bagi Indonesia di kancah SEA Games.

Anehnya, Myanmar sebagai tuan rumah malah memasukkan cabang olahraga yang sudah pasti Myanmar yang akan mendapatkan emas. Cabang olahraga itu ialah Chinlone. Hal ini banyak disebut-sebut sebagai upaya Myanmar untuk menjadi juara umum. Maklum, terakhir kali Myanmar menjadi juara umum adalah pada tahun 1969 (masih bernama Burma), pada ajang SEAP Games (sebelum menjadi SEA Games). 

Selain itu, Myanmar sebagai tuan rumah dinilai kurang memperhatikan nilai-nilai semangat olimpiade, kejujuran serta sportivitas. Hal ini dikarenakan seringnya terhadi kontroversi selama penyelenggaraan. Contohnya saja, pada cabang Pencak Silat Men's 55-60 kg yang seharusnya direbut Indonesia malah diprotes oleh kontingen Myanmar. Protes dari Myanmar tersebut telah ditolak oleh juri tetapi emas yang direbut Indonesia tetap ditahan. Oleh karena itu, komite membatalkan nomor Pencak Silat Men's 55-60 kg.

Sebenarnya, masih banyak kontroversi-kontroversi yang terjadi. Untuk lebih lengkapnya silahkan kalian mengunjungi link ini aja ya:D

Selain faktor dari tuan rumah, faktor internal yang dialami Indonesia juga tidak kalah menyedihkan. Persiapan kontingen Indonesia dalam menghadapi SEA Games ini sangatlah kurang. Ditambah lagi dengan uang saku atlet yang tersendat-sendat serta program peralatan latihan dan program uji coba yang kurnang memadai. Jika persiapannya saja sudah kurang, bagaimana bisa mendapatkan hasil yang terbaik? Apa yang ditabur, itu juga yang akan dituai. Lagi-lagi pertanyaan 'kok bisa begini sih, Pak?' ditujukan kepada Bapak Menteri Pemuda dan Olahraga serta Bapak Presiden yang terhormat.

Dilihat dari sejarahnya, hanya ada 5 negara yang pernah menjadi juara umum SEA Games dari kurun tahun 1977-2013. Mereka adalah Indonesia (10x), Thailand (6x), Filipina (1x), Malaysia (1x) dan Vietnam (1x). Keberhasilan Filipina, Malaysia dan Vietnam menjadi juara umum SEA Games juga dikarenakan faktor tuan rumah (banyaknya dukungan dari penonton).

Sedangkan dilihat dari perolehan medali SEA Games dari kurun waktu 1977-2013, Indonesia berada di peringkat pertama dengan raihan 1667 emas, 1497 perak dan 1507 perunggu (It wowed me cause the gold medals are much more than silver medals and bronze medals.) Ya semoga saja perolehan medali ini tidak disalib oleh Thailand ya, secara Thailand menjadi tim saingan Indonesia di Asia Tenggara selain Vietnam dan Malaysia.

Semoga saja di SEA Games ke 28 yang akan diselenggarakan di Singapura, Indonesia bisa meraih hasil yang lebih baik dan bisa menjadi juara umum deh:D

Tapi, banyak yang berkata 'Jangan bangga jadi juara SEA Games' tapi mengharapkan Indonesia bisa menjadi juara SEA Games. Ya semuanya dimulai dari penontonlah. Jika penontonnya aja enggak bangga kalo Indonesia bisa jadi juara SEA Games, ya atletnya juga gak usah bagus-bagus bangetlah penampilannya. Ya, Indonesia emang harus melihat kedepan sih. Kita harus bisa jadi raksasa di event yang lebih besar dari SEA Games, yaitu Asian Games maupun Olimpiade. Jika di SEA Games nya saja sudah bobrok, gimana mau cemerlang di Asian Games atau Olimpiade?

Hanya ada dua hal yang bisa dilakukan jika ingin mengibarkan bendera suatu negara di negara orang lain. Dua hal tersebut adalah jika dilakukan upacara di negara bersangkutan berhubungan dengan dirgahayu sang negara serta di bidang olahraga. Saya hanya berharap sang dwiwarna, Merah-Putih bisa berkibar selama-lamanya, apalagi di negeri orang.

Hiduplah Indonesia Raya!

(Courtesy: wikipedia.com and kompas.com)

22 October 2013

Pantang Pulang Sebelum Padam!

Hey cuy! Lagi aktif-aktifnya ngeblog nih sekarang, semoga bisa konsisten yak. Tolong dibantu!:))

Well, kemaren I just got the blessed and wow experience. It did wow me hihihihi. Bukan, gue bukan lagi jadi pemadam kebakaran gara-gara judulnya kaya gitu, tapi..... 

Jadi tuh ya, hari Jumat gue dan kelima orang temen gue disuruh ikut lomba gitu. Lomba debat Bahasa Indonesia yang masih gak tau kapan lombanya dan siapa yang nyelenggarain. Kita udah disuruh isi formulir aja, dan gue masih biasa aja, karena definitely the competition'd be held a couple week again. Apalagi guru gue bilang kalo kita bakal latihan dulu, biar nanti tampilnya bisa mantap dan menjanjikan. Wuih, seru banget tuh kalo latihan debat.

Hari Sabtu dan Minggu gue woles aja, masih cengangas-cengengesan, main-main, gak mikirin lomba debatnya dulu, masih santai, gak ada beban, apalagi pas itu abis selesai UTS, jadi pengen main-main dan refreshing time! And I slept well that time:))

Going back to school and yucks I met Monday which is the-most-hated-one. Pelajaran pertama kala itu disambut oleh Biologi. Tiba-tiba ada pengumuman kalo yang ikut lomba debat dipanggil dan disuruh kumpul di perpustakaan. Wes, ada apaan nih? Kok kita dipanggil. Gue dan temen sekelas gue yang juga ikut lomba bertanya, saling bertatap-tatapan, bingung dengan keadaan ini, ada apakah gerangan? Oke, ini lebay. Gue dan yang lainnya pergi ke perpustakaan, dengan hati dagdidug-mau-diapain tapi gak ada perasaan cemas nan worry sedikitpun. Gue dan yang lain masuk ke perpustakaan, bertanya ke gurunya, ada apaan nih, Pak? Si Bapak dengan santai ngomong begini,

"Siap-siap! Jam 8 kita pergi ke tempat lomba buat lomba debat. Gih, sana ambil tas kalian."

Gue diam. Kelima teman gue diam. Bapaknya juga diam. Dan penjaga perpustakaan malah makan. (Btw, we are not allowed to eat in library, hey!)

Shock bukan kepalang. Bingung harus ngapain. Belom ada persiapan ini. Gue dan yang lain pergi ke kelas buat ngambil tas, dengan perasaan ragu, tapi takut. Belom siap. Bahkan gue pengen mengundurukan diri pas itu, karena menurut gue pasti nanti bakal malu-maluin gue tampilnya, dan paling cuma nyampe putaran pertama doang. Gue melas sendiri ngeliat temen-temen gue pada siap tempur dengan semangat 45 buat ikut lomba. Hmm, udah dipercaya buat ikut lomba berarti harus siap juga tampilnya! Abis itu gue langsung minum mirai ocha supaya semangat, hehehehe enggak deng,

Gue akhirnya ngambil tas. Dengan tidak percaya diri, gue melangkah menjuru perpustakaan, tempat kita ngumpul.

Akhirnya kita berangkat ke tempat lomba yang cukup jauh dari sekolah gue berada. Kita nyarter angkot dan berencana untuk latihan debat didalam angkot tersebut. Ehtapi kita nggak latihan didalem angkot, karena mungkin pada tegang kali ya, apalagi gue, yang gak sanggup lagi.

Pas sampe, ternyata lumayan juga yang ikut lombanya, dan ternyata gak cuma lomba debat aja, tapi masih banyak lomba-lomba yang lain. Panitianya bilang kalo yang paling banyak peserta lombanya adalah lomba debat, yaitu 15 tim. Gue tambah panik. Pingsan. Dan dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi oksigen. Enggakdeng.

Yaaaaap, lombanya dimulai. Huaaaaaaaaaaaaaaa, sayaaaaaaaaaa paniiiiiiiiiiiiiiiik bangeeeeeeeeeeeeet. Rasanya pengen banget lambain tangan ke kamera buat udahan. Gue memberanikan diri ke depan buat ngambil nomor undian dan tim gue dapet undian nomor 13. Lucky thirteen?

Gue dan teman-teman lainnya mulai mengupas tuntas tema-tema yang kemungkinan didapatkan oleh tim gue, kita kupas satu persatu. Dan kebetulan tim gue dapetnya itu tim pro jadi kita nyarinya statement-statement yang mendukung aja. Fiuh, untungnya gue dapet partai paling akhir, jadi bisa tenang-tenang.

Tiba saatnya tim gue tampil. Mencoba untuk membunuh rasa panik, tegang, takut dalam hati. Gue jadi pembicara pertama. Saat itu berjalan lancar, gue mencoba untuk mengemukakan pendapat dengan tenang, tidak terlalu cepat, dapat dimengerti dan tidak terbata-bata. Begitu juga dengan tim gue. Kita berusaha untuk menjatuhkan lawan dengan cara yang tepat. Debatnya berlangsung kira-kira 20 menit. Waktu yang lama untuk nyerocos sana-sini. Saat pengumuman diumumkan ternyata tim gue bisa melaju ke babak berikutnya! Wuih, cukup seneng juga sama pencapaian ini.

Babak itu perempat final. Gue sekarang udah mulai agak tenang, tapi gue ngantuk banget, gak sanggup gue menghilangkan rasa kantuk ini. Pas tim gue dipanggil lagi untuk tampil, gue masih jadi pembicara pertama. Dan menurut gue, gue gagal banget kala itu. Gue gak konsen, gue bingung banget, dan gue ngomong gak jelas. Gak konsen deh! Dan menurut gue, gue bakal kalah kala itu. Setelah debat selesai, pengumuman langsung diumumkan. Tim gue mendapat skor 616. Skor yang kecil banget menurut gue, dibanding tim-tim lain yang skornya bahkan diatas 625. Gue udah hopeless. Pas dibacain skor lawan, gue kaget, dan merasa gak percaya. Skor mereka 606. Going to semifinal.

Mulai saat itu gue mulai terpacu, semangat buat ngalahin lawan, karena ini adalah salah satu pertandingan hidup dan mati. Antara masuk ke babak final, atau pulang. Tim gue maju, maju dengan penuh semangat, maju karena kita yakin selain dukungan teman-teman yang lain, Tuhan juga ada disamping kita. Tim gue mulai semangat, kita mulai memaparkan statement-statement pamungkas yang sulit untuk dibantah lawan. Dan bahkan temen gue yang lagi nonton sempet ngeliat tim lawan yang juga lagi nonton kaget dan terkesan dengan pemaparan yang dituturkan tim gue. Debat selesai, kami bersalaman dengan tim lawan. Kami mulai percaya diri, meski kalah atau menang, kami telah menampilkan yang terbaik. Kalo Tuhan berkenan, kita bakal maju ke babak final, kalo enggak ya gakpapa. We did the very best.

Pengumuman dibacakan, tim gue mendapatkan skor 688. Cukup tinggi. Sedangkan lawan mendapatkan skor 691. Tipis sekali. Kita kalah, tapi gakpapa, kita kalah dengan keadaan terhormat kok. Cuma beda dua point. Yes, we were beaten but head is up! Kami pulang dengan perasaan campur aduk, tapi tentu tanpa perasaan kecewa, karena kami bisa!

Dengan tanpa persiapan aja, kita bisa kaya gini. Udah suatu pencapaian yang luar biasa banget. Gak usah takut deh meski tanpa persiapan, yang penting mah stay positive and chill out! 

Pokoknya, jangan menyerah sebelum berperang, pantang pulang sebelum padam!

16 October 2013

It's Not A Good Idea To Be Myself

Kira-kira 4 bulan enggak ngapdet blog, nggak ngebuka blog. Bukan, bukan gara-gara males nulis, tapi tugas lagi banyak buanget nih, maklumlah udah kelas 12, (sok) sibuk sendiri gitu biar keliatan pinter huahahahaha. Engga kok, emang tugas datengnya lagi banyak banget nih, datang enggak dijemput, pulangnya juga gak diantar, loh?

Lupakan itu semua, lagi pengen nulis serius nih.

A simple quote says, just be yourself. Yucks! I think being myself is kind of shit.....

Pernah gak sih merasa ngejalanin konflik sama diri sendiri? Rasanya pengen marah, tapi gak bisa toh objek yang kena marah juga diri kita sendiri. Jadi, sama aja boong. Gak guna. Atau mungkin pernah gak sih pengen banget bisa jadi kaya orang lain, entah siapa itu. Pasti seru banget kali ya, walau cuma sehari doang. Yah itulah yang gue rasain sekarang, ngejalanin konflik sama diri sendiri. Gak ada ujungnya!

Tau kok tau, semua orang dilahirkan dengan sikap dan kepribadiannya masing-masing. Tapi, kenapa gue harus ditakdirkan untuk mendapatkan sikap dan kepribadian yang gak jelas kaya gini? Gak ada untungnya, malah banyakan ruginya. Ampun! Gue itu orangnya aneh, sangat aneh malah. Gue itu orangnya takutan, lebay, gak jelas, egois, dan pe-ma-lu. Tolol.

Gue ngiri banget sama temen-temen gue atau mereka yang bisa cepet berbaur sama orang lain yang baru dikenalnya. Yah, mereka gampang beradaptasi gitu sama lingkungan sekitar. Gue pengen banget bisa jadi mereka. Tapi, gimana caranya? Gue itu paling mati kutu sendiri kalo udah berada di kerumunan orang yang baru gue kenal. Gue bakal bereaksi jika ada t e m e n n y a.

Cupu. Salah satu kata sifat yang mungkin gue miliki. Gue bakal doing weird stuffs kalo ada temennya, gue bakal main ceng-cengan atau ngelucu gitu kalo ada orang yang udah gue kenal cukup lama, dan gue merasa nyaman sama mereka. Gak takut buat nanya sama mereka, gak sungkan dan sebagai halnya. Malahan, gue aja takut nanya sama guru, kakak-kakak ditempat les, dan orang lain yang belom gue kenal banget. Kenapa gue bisa takut? Gue juga gak tau deh, duh bodoh banget gak sih?

Kalo sama temen-temen yang udah gue kenal cukup lama dan gue nyaman sama mereka, gue bakal seru banget (kalo gue liat dari point of view gue sendiri, gatau deh kalo mereka gimana), bakal main terus dan blablabla. Makanya, temen gue sedikit, dan makanya gue sering banget dikatain sombong. Bukan begitu teman-teman yang pernah ngatain saya sombong, tapi sikap saya emang begini, bakal bereaksi kalo di-aksi-kan duluan. Intinya itu, gue bisa ngapa-ngapain kalo ada temennya. What a poor.

Terus, gimana solusinya? Gimana sih caranya buat membuang jauh-jauh sifat gue yang totally messing ini. Gimana caranya supaya gak jadi orang kaya gini? Risih banget kalo dari sekarang punya sifat yang tolol kaya gini. Kalo melihat jauh ke depan, gue bisa gak punya banyak temen nih, apalagi sebentar lagi gue bakal masuk kuliah. Kalo gak punya temen, bisa-bisa ancur deh tuh perkuliahan gue. Canggung buat nanya, canggung buat ngomong, canggung buat ini itu. Ada yang punya solusikah? Gue capek.

08 June 2013

Day by day of Badminton (Part 1)

Woaaaah udah Juni aja nih, enggak kerasa ya 2013 udah setengah tahun berjalan. Cepet banget yak waktu ini berjalan? Bulan Juni adalah bulan yang sangaaaaaaaat spesial bagi gue, selain tanggal 6 kemaren gue ulang tahun (hehehehehe), ada juga turnamen maha penting yang sangat wajib kudu harus ditonton secara langsung atau live! Turnamen itu namanya DIOSSP 2013. Apaantuuh? Bagi temen-temen yang udah 'fasih' banget sama olahraga tepok bulu ini, pasti enggak asing kan sama kata itu? Yap, DIOSSP adalah Djarum Indonesia Open Super Series Premier 2013 yang akan segera dilaksanakan nanti tanggal 10-16 Juni 2013 di Istora Gelora Bung Karno Senayan atau singkatnya Istora Senayan. Turnamen yang gue yakin banget akan menghadirkan kejutan-kejutan maha keren didalamnya. So, ga salah kan kalo gue bener-bener ngidam buat nonton ini turnamen?

Yap, gue suka banget sama olahraga ini. Menurut gue, olahraga ini sangat teramat unik dan menarik. Kalo lagi bete super ya larinya main badminton ini, mau main sama orang atau tembok yang penting main badminton deh. Disini gue bisa teriak-teriak kalo nonton ini, apalagi yang main Indonesia versus negara lain, beuh kesian negara lainnya bakal 'dibully' sama supporter Indonesia yang bener-bener limited edition banget dan enggak ada duanya di dunia. Bangga gak sih? Apalagi kalo Indonesia lawan Malaysia! Waduh, Malaysia bisa 'dibully' abis-abisan sama supporter nggilani Indonesia! Ya macam bonek lah. Walaupun lawan siapapun sih tetep aja Malaysia tetap dimusuhin sama Istora. Well, Istora tuh layaknya rumah hantu deh bagi para shuttlers asing dari negara lain. Ditambah jika Indonesia dapet poin dan seluruh umat Istora berdiri sambil nepokin balon tepuknya masing-masing! Apalagi dengan teriakan khas Istora Senayan yang tidak pernah padam "IN-DO-NE-SIA" disertai dengan tepukan balon tepuk khas Istora "prok-prok-prok-prok-prok". Merinding disko euy!: )

Enggak kerasa yaaa kira-kira udah 6 tahun suka sama olahraga ini! Well, gue mau ceritain pengalaman-pengalaman seru gue selama suka sama olahraga bulutangkis ini! Pantengin ya huehehehehe (kaya ada yang baca aja._.)

2 0 0 7

Masih imut banget kala itu. Masih umur sebelas tahun dan masih kiyut-kiyutnya jadi anak sd kelas 6 yang masih polos dan gak tau apa-apa. Bulan Desember, iseng-iseng liat TVRI (salah satu channel yang jarang ditonton kala itu), ngeliat ada acara bulutangkis. Baru tau ternyata bulutangkis bisa juga ditayangin di tipi. Nanya-nanya sama ortu ini turnamen apa akhirnya ketauan deh ternyata itu turnamen SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima (tulisannya gitu kan?) Thailand. Dengan maskot unyu nya kucing garong, eh kucing siam, eh kucing sima, eh itulah kucing thai pokoknya.

Wah seru banget nontonnya! Gara-gara itu tetangga-tetangga gue jadi seneng main bulutangkis di depan rumah gitu, seadanyalah walau kalo main kok nya sering nyangkut ke genteng orang. Itulah awal mula gue tau  bulutangkis yang sebenarnya. Gue nonton turnamen bulutangkis itu dengan excited! Bener-bener ngedukung Indonesia to the maxxxxx deh pokoknya! Sampe-sampe ngambil topi Santa Claus yang warnanya merah putih dan sambil mantengin tvri kala itu. Dukungan gue enggak sia-sia! Indonesia menyapu bersih semua emas di nomor itu, wah keren deh!:-D Apalagi pas National Anthem, khusyuk banget gue nyanyinya, udah kaya sang juara haha. Semuanya ditutup dengan senyum kebanggaan, tanpa satupun rasa kesedihan, karena dari sini, kita pasti menang!

2 0 0 8

Masih lumayan buta sama bulutangkis. Masih gatau tata cara permainannya dan gimana cara ngitung poinnya, gimana jika bola masuk dan keluar. Semua itu tertanam di otak gue dan berusaha untuk memecahkan persoalan ini (tsaaaah-__-). Akhirnya semua misteri itu terjawab sudah. Bokap gue yang juga demen sama bulutangkis ngasih tau dari tata cara permainan, ngitung poin dan gimana jika bola masuk dan keluar. Wah setelah tau jadi semangat nonton nih olahraga.

Bulan Mei 2008, iseng-iseng nonton TRANS7 dan WOAH ADA BULUTANGKIS!!!!!! Turnamen apaan nih? Dimana nih? Kok rame banget? Loooh? Penontonnya kok mirip orang Indonesia sih? Loooooooh semuanya pada dukung Indonesia? Jaaaaaaah itu di Indonesia ternyata!!!!!!! Pantes dari tadi kedengeran suara "IN-DO-NE-SIA prok-prok-prok-prok-prok!" Waaaah turnamen apaan nih? Ternyata eh ternyata ini turnamen namanya Thomas Uber Cup. Turnamen paantuh? Salah satu turnamen terbesar bagi bulutangkis. Ini adalah turnamen beregu putra dan beregu putri. Beregu putra akan memperebutkan Piala Thomas, sedangkan beregu putri akan memperebutkan Piala Uber. Gue masih inget password kuisnya loooh, "Piala Thomas, ayo di-Uberrrrrrr!"

Seru banget ternyata pertandingannya sodarah-sodarah! Merinding disko eeeuy nyaksiin tuh pertandingan mulai dari Thomas sampe Uber, semuanya bikin jantungan. Masih sama kaya tahun 2007 kemaren, gue nonton dengan topi santa klaus gue yang ketje abiz dech! Masih kecil jadi gak tau malu. Setiap Indonesia dapet poin, gue selalu ber-yes-yes-ria dalam hati sembari ngucapin doa, ga mau Indonesia kalah deh pokoknya. Setiap acara badmintonnya selesai, pasti gue nyempet-nyempetin main bulutangkis (baik dengan teman ataupun tembok), ya walaupun ga jago-jago amat hehe. Yaampun, dulu gue servis bulutangkis aja kaya servis tenis gitu-_-

Teriak-teriak nonton bulutangkis, ga mikirin deh sama orang-orang dirumah, yang penting hajar terusssss sampe menang! Mulai saat itu gue mulai tau beberapa pemain bulutangkis Indonesia maupun dunia, wah ternyata mereka hebat-hebat yaa. Pengen deh bisa jadi kaya mereka haha. Dan ternyataaaaa Indonesia baik tim Thomas dan tim Uber dua-duanya masuk semifinal! Kalo ga salah yaaa di semifinal tim Thomas Indonesia ketemu Korea Selatan, kalo tim Uber Indonesia ketemu Jerman.

Yap, 15 menit sebelum acara dimulai gue sudah memegang remot. Antisipasi kalo-kalo ada yang mau nonton tipi. Waktu itu gue nontonnya Tim Uber Indonesia vs Jerman, soalnya tim Thomas ditayanginnya besoknya. Gue masih gak tau peta kekuatan bulutangkis dunia kala itu. Gue kira Jerman jago beeeet, ternyata masih jagoan Indonesia kok:-D Gue juga masih inget line up tim Indonesia, yaitu: Maria Kristin Yulianti, Vita Marissa/Liliyana Natsir, Adriyanti Firdasari, Jo Novita/Greysia Polii dan Pia Zebadiah. Yap, singkat cerita Indonesia menang, dan melenggang ke final. Maria Kristin dkk pasti seneng banget tuh, soalnya kala itu tim putri Indonesia kaya 'mati suri' dan gak punya tenaga gitu atau bahasa kerennya underdog. Semuanya pasti pada seneng, termasuk gue! Nah, gue juga berharap semoga tim Thomas juga bisa melaju ke final deh layaknya tim Uber.

Besoknya gue nonton tim Thomas di depan layar kaca. Tim Thomas Indonesia kala itu bertemu dengan Korea Selatan, tentu dengan semangat yang berapi-api disaksikan supporter yang cetar membahana badai uhlala. Pas itu tim Thomas Indonesia lagi bener-bener diunggulkan. Tapi sayang seribu sayang, tim Thomas Indonesia kalah dan gagal ke final:-( yaaah sayang banget, mungkin emang belom rejekinya kaliyaa. Berusaha untuk menerimanya. Semangaaaaaaat!

Keesokan harinya gue nonton Final Uber Cup masih di depan layar kaca. Pas itu Indonesia lawan China. Waduh, China mukanya udah garang-garang bak panda mencari bambu. Walaupun seantero Indonesia udah tau kalo China lagi jadi raksasanya bulutangkis, tapi itu gak menciutkan semangat tim Uber Indonesia apalagi supporter nya yang enggak pernah berhenti mengelu-elukan nama Indonesia. Walau pada akhirnya kalah, tapi itu udah jadi pemicu semangat tim Uber Indonesia untuk menjadi lebih baik kedepannya. Jagoan kalah duluan, kan? *menghibur diri*

Mulai saai itu, ya saat itu. Dimana Istora Senayan adalah salah satu tempat yang harus dikunjungi, untuk bersama-sama mendukung dan meneriakan INDONESIA bersama-sama.

☺☺☺


Juni 2008, ada turnamen Indonesia Open Super Series yang kembali diadakan di Istora Senayan, Jakarta. Yap tentu saja, turnamen tersebut ditayangkan oleh TRANS7 yang bener-bener kewl banget deh. Waktu itu kalo gak salah ditayanginnya dari Quarter Final sampe Final. Sangat teramat seneng deh pokoknya, bisa nonton bulutangkis lagi. Gue sampe cancel semua acara main gue waktu itu demi nonton bulutangkis, hahahaha berasa sibuk banget.

Waktu itu gue inget banget di Semifinal Indonesia lawan China. Maria Kristin Yulianti vs Zhang Ning. Tentu saja peringkat BWF Maria kala itu cukup jauh dibanding peringkat Zhang Ning. Silly of me, pas gue nonton itu temen-temen gue pada ngajak main polisi-maling (maklumlah anak kecil xixi), ya saat itu hati bilang OKE tapi otak bilang ENGGA dan akhirnya si hati menang dan gue pun main. Di sela-sela main gue kabur ke rumah buat nonton bulutangkis dan woaaah ternyata rubber set. Mulut komat-kamit berdoa supaya MKY bisa menang. Daaaaaaaaaaaaan, MKY WON! Istora sontak berteriak, menyambut sang juara.

Di Final besoknya gue juga masih saja menonton di depan layar kaca (lengkap dengan topi santa claus), dan siap mendukung pahlawan Indonesia. Dan benar saja, Indonesia membawa pulang dua gelar dari MS yaitu Sony Dwi Kuncoro dan WD Vita Marissa/Liliyana Natsir. Padahal sempat seru loh di WS ketika Maria Kristin Yulianti vs Zhu Lin yang juga dari China. Rubber set dan ternyata Zhu Lin yang menang, padahal dia sempet dapet kartu kuning looh dari wasit. Pas dia dapet kartu kuning Istora seneng loh hyahahaha. Tapi bukan rejekinya, yah yang penting semangatt!

☺☺☺

Agustus 2008 ada Summer Olympic yang diadakan di Beijing dan tentu ada olahraga bulutangkis didalamnya. Dan TVRI sebagai official broadcaster menayangkan olahraga ini, karena olahraga ini adalah satu-satunya pundi-pundi emas Indonesia di olimpiade. Yap semua sudah bekerja maksimal hingga sampailah Maria Kristin Yulianti di perebutan medali perunggu (di SF dia kalah sama Zhang Ning). Di perebutan medali perunggu dia menghadapi Lu Lan asal China. Tentu saja MKY masih dibawah Lu Lan, tapi ternyata MKY bisa mengalahkan Lu Lan dengan rubber set yang cukup ketat, bahkan Lu Lan sampai menangis! Woooow!

Di Final bagian XD ada Nova Widianto/Liliyana Natsir yang harus puas dengan medali peraknya setelah dikalahkan duo Korea Selatan Lee Yong Dae/Lee Hyo Jung yang sebelumnya mengalahkan Flandy Limpele/Vita Marissa di SF. Ga kalah menarik di sektor MD, di Final pasangan Indonesia bertemu pasangan China. Markis Kido/Hendra Setiawan berhadapan dengan Cai Yun/Fu Haifeng. Tentu rakyat China mendukung atletnya sendiri. Tapi dengan semangat Indonesia bisa merobohkan tembok cina dan membawa pulang emas olimpiade yang menjadi tradisi perbulutangkisan Indonesia sekaligus menjadi kado terindah ulang tahun Indonesia kala itu. Terharu ketika Indonesia Raya berkumandang di Beijing!

Itulah awal mula gue mengenal bulutangkis, dan berniat untuk nonton bulutangkis secara live di Istora Senayan.

To be continued.....

26 May 2013

Terjuuuuun.

Besok gue UKK, atau bahasa panjangnya Ulangan Kenaikan Kelas. Terus kok gak belajar? Duh sebenernya males banget belajar, tapi itu kan udah jadi kewajiban, iya enggak? Ihiy, sok bijak banget sih kata-kata gue, berasa jadi Mario Teguh. Salam super! 

Walaupun besok gue UKK, itu tidak mengurungkan niat gue untuk blogging. Gue udah lama banget enggak nge-blog. Mungkin ada sekitar 2 minggu atau lebih. Itu semua dikarenakan dengan kesibukan gue yang tidak habis-habis sepertinya. Tugas selalu saja menghampiriku, tau aja sih gue males ngerjainnya. Tapi ya inilah resiko seorang pelajar yang tiada hentinya berkutat dengan pulpen dan kertas.

Akhir-akhir ini gue lagi suka banget sama yang namanya nonton film terutama film-film barat Hollywood. Apapun genre nya gue suka, asala genre nya enggak yang ngelenyeh-ngelenyeh macem genre yang lagi hits nya di Indonesia, Horror-Porn. Tapi genre yang biasa gue tonton sih berkisar Action, Crime, Mystery, Thriller, Horror, Sci-Fi, Fantasy and blahblahblah. Pernah ngebayangin gak sih pas lo lagi nonton film dan lo sangat teramat pengen ikut terjun ke dalam film tersebut? Pasti pengen kan, ga usah boong deh. Karena hal itu juga terjadi pada gue. Nah, film-film yang pengen gue terjun ke dalamnya, antara lain:

1. Harry Potter.
Bukan hal yang aneh kalo gue pengen jadi murid Hogwarts ketimbang murid sekolah reguler biasa, iya gak sih? Siapa sih yang ga mau punya tongkat sihir dan bisa terbang pake sapu terbang Firebolt? Pasti pada mau kan? Bayangin kalo lo bisa membantu Harry dalam misinya mencari horcrux bang Voldy dan lo juga bisa ikut membantu dalam perang Hogwarts? Gimana? Pasti seru kan? Atau kalo lo lagi males ngambil sesuatu lo tinggal ambil tongkat sihir dan bilang Accio!

2. The Avengers.
Siapa sih yang enggak mau jadi superhero yang dielu-elukan semua orang? Lo punya kekuatan super yang orang lain ga miliki! Bayangkan kalo lo bisa jadi Iron Man, Captain America atau jadi Hulk mungkin? Itu pasti seru banget kan? Kalo lo lagi kesel sama orang lo tinggal berubah jadi manusia besi dan 'membelai' musuh lo? Huahahahaha.

3. Star Trek.
Wuah, ini juga gak kalah seru! Menjelajahi luar angkasa bersama pasukan-pasukan U.S. Enterprise dan membunuh musuh-musuh dari planet lain? Membantu Spock sama Kirk melawan musuh-musuh, dan pastinya main-main di pesawat luar angkasa! Atau mungkin mengendalikan pesawatnya mungkin? Jadi kapten!

4. X-Men.
Siapa yang ga mau jadi mutant? Punya kekuatan super yang beda dari yang lain? Pengen ga sih jadi Jean Grey yang bisa menggerakan benda-benda hanya dengan kekuatan pikiran? Atau jadi Profesor Xavier? Bisa baca pikiran orang lain. Hmm, jadi Mystique pasti lebih seru! Bisa berubah jadi orang lain dengan persisnya! Bayangkan kalau lo besok ulangan matematika yang super sulit dan lo sangat gak ngerti, lo berubah jadi guru matematikanya, menyusup ke kantornya dan berhasil ngambil soal matematika yang super sulit itu! Gimana? Woah.

5. Mission Impossible.
Jadi mata-mata juga kayanya seru banget deh! Mengendap-endap untuk mengemban misi yang sangat berbahaya. Main tembak-tembak musuh tanpa pandang bulu, jago berantem dan jago IT. Kita diminta untuk menyelesaikan misi dengan sempurna tanpa cacat. Bayangin kalo lo rekannya Ethan Hawk dan sedang memata-matai teroris kelas kakap yang sulit banget untuk dilumpuhkan. Dengan senjata ampuh dan intelegensi yang nomor wahid, misipun dapat terselesaikan!

Waduh, makin ngelantur aja nih pikirannya. Sebenernya, masih banyak film yang pengen gue terjunin, tapi sayangnya waktu memisahkan kita. Gue harus balik belajar nih. Yaudah deh, belajar dulu biar pinter, siapa tau gedenya bisa jadi sutradara film? Huahahahahahahahaha, ngaco. Kayanya ini cuma bisa terjadi di mimpi deh, terjun ke film yang lo pengenin, huahahaha.

07 May 2013

Misteri Uang Seratus Ribu

Baru aja dikasih tugas bikin cerpen dari guru Bahasa Indonesia. Berbagi sedikitlah sama para blogger. Semoga kalian terhibur:D

Misteri Uang Seratus Ribu

          Entah kenapa hari ini aku malas sekali bangun dari tempat tidurku. Sepertinya kasur empukku ini masih saja rindu kepadaku, padahal aku tahu bahwa waktu telah menunjukkan pukul 06:45. Hari ini hari Senin dan nanti akan diadakan upacara rutin. Aku sangat malas mengikuti upacara ditambah dengan adanya sinar matahari pagi yang sangat menyengat yang mana akan membuatku berkeringat.
            “Bobi, Bobi ayo bangun! Kamu sudah telat sekolah nih.” Mama memanggilku dari bawah. Satu-satunya hal yang membuatku beranjak dari kasur empukku ini adalah teriakan Mama.
            Namaku adalah Bobi. Aku sekarang berumur 13 tahun dan duduk dibangku kelas 8 atau 2 SMP. Aku memiliki seorang kakak perempuan yang bernama Bella. Menurutku, dia sangat aneh dan cerewet. Dia suka sekali dengan film-film luar negeri terutama film Hollywood. Kamarnya dipenuhi dengan poster-poster film Hollywood yang menurutku menjadikan kamar dia layaknya sebuah bioskop. Berbanding terbalik dengan Papa dan Mamaku yang tidak suka menonton film. Jangankan menonton film, menonton acara televisi saja sangat jarang. Sedangkan aku lebih suka menginvestigasi suatu kasus dan memecahkannya layaknya seorang detektif. Aku memang paling berbeda diantara anggota keluargaku, karena menurutku berbeda itu sangatlah mengasyikan.
☺☺☺
            Aku telah bersiap-siap untuk berangkat ke sekolah. Mamaku telah menyiapkan bekal untukku. Aku berjalan menuju meja makan dan membuka kotak makanan berbentuk kubus berwarna hijau itu dan mencari tahu bekal apa yang kubawa hari ini. Menu hari ini nasi goreng. Meski bosan tapi aku tetap membawanya, karena nanti juga habis di sekolah. Aku menutup kotak makananku kembali. Aku bergegas mengambil botol minumku dan langsung berangkat. Tiba-tiba suara Mama terdengar dari ruang tamu.
            “Bob, gak salim dulu sama Mama? Enggak mau uang jajan?” Aku berbalik badan, mencium tangan mama sembari mengambil uang jajan di tangan kirinya.
            “Loh? Papa mana?” tanyaku penasaran.
            “Oh, Papa sudah berangkat dari tadi pagi. Dia ada pekerjaan tambahan dari atasannya.”
            “Terus Kak Bella?” tanyaku penasaran.
            “Dia kuliah siang. Tumben kamu nanya terus udah kaya polisi aja.” Aku hanya terdiam mendengar perkataan Mama, tumben sekali ia bercanda denganku, padahal aku tidak begitu suka diajak bercanda kecuali dengan teman-temanku.
☺☺☺
            Bel sudah berbunyi dan aku harus segera masuk ke kelas, menaruh ranselku dan langsung bergegas ke lapangan upacara.
            “Bob, tumben lo telat dateng. Biasanya lo yang paling getol dateng pagi buta.” Aku menoleh ke belakang dan melihat siapa yang berbicara. Ternyata itu Aldo, teman kecilku yang semenjak SD sekelas denganku.
            “Eh, bikin kaget aja lo. Iya nih, gue lagi males banget upacara. Panas!”
            Upacara berjalan sangat lama dan aku sangat bosan mendengarkan perkataan Pak Sugeng, kepala sekolah kami. Aku hanya menguap dan termenung tanpa memikirkan apapun.
            “Heh! Ngelamun aje, Bob. Mikirin apa sih?” Rani menegurku.
            “Sssssst. Diem, lagi upacara nih.” Aku berbisik kepadanya. Rani juga teman kecilku semenjak SD.
            “Enggak bakal kedengeran kok sampe sini.” Rani menjawab sambil berbisik juga.
            Aku hanya diam, tidak membalas perkataan Rani. Takut ditegur oleh Pak Sugeng yang sepertinya memperhatikan gerak-gerikku dan Rani.
            Selesai upacara kami langsung meninggalkan lapangan dan bergegas ke kelas. Pelajaran selanjutnya adalah matematika dan untungnya Bu Melly tidak masuk dan tidak menitipkan tugas. Aku sangat senang dan memanfaatkan waktu itu untuk ngobrol-ngobrol santai bareng Aldo dan Rani.
            “Bob, hari ini tanggal berapa deh?” Aldo bertanya kepadaku sambil tertawa cekikikan. Aku melihat jam tanganku dan membalas perkataannya,
            “Empat Maret, Do. Kenapa emangnya?” Aldo masih saja tertawa, Rani juga ikut tertawa. Aku bingung melihat kedua sahabatku tertawa cekikikan tanpa sebab.
            “Ah, enggak ada apa-apa kok, Bob.” balas Aldo.
            Aku semakin bingung dan memutuskan untuk membaca buku matematika meski aku tidak paham maksudnya.
            Kriiiing......kriiiiing. Bel tanda pulang sekolah sudah berbunyi. Saat-saat ini adalah saat-saat yang sangat ditunggu-tunggu oleh seantero siswa yang  capek sekolah. Aku langsung bergegas merapikan buku dan alat tulisku ke dalam ransel dan langsung menghampiri Aldo dan Rani. Seperti biasa, aku selalu pulang jalan kaki bersama mereka berdua. Rumah kami kebetulan berdekatan dari sekolah, jadi kami sering pulang sekolah bersama.
            “Bob, sorry ya sepertinya hari ini gue sama Aldo enggak pulang bareng lo deh.”
            “Hah? Kenapa emangnya?”
            “Soalnya.....gue, mmmmm.” Rani menjawab sambil bingung.
            “Soalnya gue sama Rani mau ke toko buku, nyari buku buat belajar bareng.” Aldo tiba-tiba menjawab.
            “Ooh, oke deh. Gue pulang sendiri aja.” Sejak kapan Aldo suka buku ya? Tanyaku dalam hati.
☺☺☺
            Keesokan paginya aku terbangun jam 06:00 dan langsung mandi. Hari ini tanggal lima Maret dan pasti tidak ada yang spesial di hari ini. Hari ini pasti berjalan sangat flat. Selesai mandi dan berpakaian aku bergegas turun ke bawah menuju meja makan. Mama, Papa dan Kak Bella sudah rapi. Aku bingung dan bertanya-tanya sendiri dalam hati, lagi ada apa nih? Tiba-tiba mereka menghampiriku, menyalamiku serta mencium pipi juga keningku sambil berkata “Selamat ulang tahun ya, Bob!”
            Hah? Ulang tahun? Siapa? Aku? Sekarang? Aku bertanya-tanya dalam hati. Sontak aku langsung melihat jam tanganku dan menunjukan tanggal 05 Maret. Oh iya! Hari ini aku ulang tahun. Aku baru sadar. Bodohnya aku, lupa dengan ulang tahun sendiri. Ternyata Mama sudah membelikan ku seloyang kue cheese chocolate-nya Harvest. Mama juga memasakan makanan kesukaanku, spicy beef teriyaki dan cah kangkung. Aku sangat terkejut dan masih saja bingung kenapa aku bisa lupa dengan hari ulang tahunku sendiri. Papa dan Mama sepertinya tidak sempat membeli kado untukku, lagipula aku juga tidak menginginkannya. Mereka memberikanku uang sejumlah seratus ribu rupiah. “Lumayanlah, untuk ditabung.” kataku dalam hati.
            Di sekolah ternyata lebih parah lagi, teman-teman sekelasku ternyata memberiku surprise sepulang sekolah. Aku digiring teman-temanku juga wali kelasku, Pak Bondan ke lapangan belakang sekolah. Disana aku disiram air yang bau sekali. Tidak lupa juga tepung, telur, kopi, gula, bahkan minyak. Mungkin aku adalah orang paling bau saat itu. “Bobi, happy birthday ya!” Semua langsung memberikanku selamat tanpa menyalamiku, mungkin mereka takut terkontaminasi dengan segala ingredients yang ada di tubuhku. Begitu juga dengan Aldo dan Rani. Aku sangat yakin bahwa mereka adalah otak dibalik ini semua. Mereka memberiku sebuah notes berwarna hitam dengan bertuliskan ‘Happy 14th Birthday, Aldo!’ Mungkin mereka tahu kalau aku ini adalah pelupa berat, jadi mereka memberiku ini. Untung saja hari ini ada pelajaran olah raga, jadi aku pulang mengenakan baju tersebut.
            Saat perjalanan pulang, aku melihat ada seorang nenek yang sedang kesusahan. Ia membawa 2 buah kardus yang kelihatannya cukup berat. Ia sepertinya kesusahan untuk menyebrang. Aku memberanikan diri untuk menghampiri nenek itu dan sambil menawarkan pertolongan. Nenek itu sangat seram. Rambutnya telah putih semua dan terdapat bercak-bercak hitam di wajahnya. Nenek tersebut menjawab permintaanku,
            “Oh, boleh, dik. Kebetulan nenek lagi kesusahan.”
            Aku langsung membawa barang bawaan nenek tersebut dan membantunya menyebrang. Aku juga mengantar nenek itu pulang ke rumahnya, kebetulan rumahnya tidak begitu jauh. Setelah selesai aku langsung pulang tidak lupa juga nenek itu mengucapkan terima kasih. Aku menjawabnya dengan penuh senyuman, sangat menyenangkan bisa membantu seseorang saat hari ulang tahunku.
☺☺☺
            Aku terbangun dengan wajah yang ceria. Menyambut hari baru dengan penuh semangat. Aku membuka jendela dan melihat bahwa seragamku kemarin telah dijemur Bi Inem. Cepat sekali Bi Inem mencucinya. Aku langsung mandi dan bergegas ke ruang bawah. Setelah semua persiapan selesai aku langsung pergi menuju sekolah, tentu dengan wajah yang masih ceria. Sesampainya di sekolah, Aldo dan Rani langsung menghampiriku dan langsung bertanya,
            “Bob, nyokap bokap lo ngasih kado apa kemarin?”
            “Ooh, mereka enggak sempat beliin gue kado, jadi gue cuma dikasih mentahnya aja deh. Lumayan,  cepe.”
            Aku merogoh kantongku, ingin memamerkan uang seratus ribuku kepada mereka. Tiba-tiba saja raut mukaku berubah panik.
            “Kenapa, Bob?” Rani bertanya.
            “Kok, uang gue gak ada ya?”
            “Yaiyalah Bob, kan lo dikasihnya kemaren, pasti ada di saku seragam lo kemarinlah.” balas Rani.
            Mungkin Rani betul, pasti ada di saku seragamku kemarin yang sekarang telah dijemur Bi Inem. Semoga saja masih ada disana. Jika tidak, aku tidak tahu harus berbuat apa lagi.
            Hari ini aku tidak konsentari dalam belajar. Aku terus memikirkan uang seratus ribuku itu. Aku khawatir kalau saja uang itu tidak ada di kantong seragamku. Setelah bel pulang sekolah aku langsung bergegas pulang ke rumah. Tanpa sadar aku meninggalkan Aldo dan Rani. Sesampainya dirumah aku langsung ke halaman belakang tempat seragamku dijemur. Aku langsung merogoh saku seragamku dan ternyata uang tersebut tidak ada! Aku lemas. Bingung harus berbuat apa. Aku terus memutar otak, mengingat-ingat kembali hal yang kulakukan sepanjang hari kemarin.
☺☺☺
            “Ketemu gak, Bob uangnya?” Aldo bertanya.
            “Ilang.” jawabku lemas.
            Wajah Aldo dan Rani langsung berubah. Wajah Rani seperti ingin berkata “Are you serious?” tapi tidak dikatakannya.
            “Pas lo pulang dua hari yang lalu lo ngapain aja?” tanya Rani.
            “Ah! Gue ngebantu seorang nenek ngangkat barang ke rumah dia!” Aku langsung melotot ke arah Aldo dan Rani dan langsung menarik kesimpulan bahwa nenek tersebut adalah pelakunya.
☺☺☺
            Setelah bel pulang sekolah aku, Aldo dan Rani langsung pergi ke rumah nenek tersebut. Sesampainya disana kami terkejut. Pintu rumahnya terbuka tetapi didalamnya terlihat sepi.
            “Permisi, spada.” aku menyapa, tapi tidak ada seorangpun yang keluar. Kuputuskan untuk masuk tanpa izin dari sang pemilik rumah.
            “WAAAAAAAAAAAAAAAAAA” Rani berteriak.
            Kenapa, Ni?” Aldo bertanya, ikut kaget juga.
            “Liat tuh, ada anak kecil diatas kursi goyang! Serem banget!”
            Aku dan Aldo langsung menoleh. Kaget serta takut. Dihadapan kami ada seorang anak kecil dengan hanya memakai celana dalam doraemon berawarna biru. Aku sempat mengira bahwa dia adalah tuyul. Tapi ternyata aku salah. Dia manusia. Kami bertiga menjauh dari anak kecil tersebut yang hanya diam melihati kami. Tapi tiba-tiba langkahku terhenti. Aku melihat dia menggenggam sehelai uang berawarna merah. Aku melihat gambar Soekarno-Hatta di uang tersebut. Ah! Itu pasti uangku.
            “Heh, tuyul! Balikin duit gue!” aku berteriak.
            “SIAPA YANG KAMU SEBUT, TUYUL? DASAR ANAK-ANAK NAKAL! SINI KALIAN!” tiba-tiba terdengar suara perempuan renta yang ternyata adalah nenek yang kubantu pada saat hari ulang tahunku. Sepertinya dia sudah lupa denganku.
            Aku, Aldo dan Rani langsung berlari ke arah pintu keluar sebelum nenek tersebut memarahi kami. Kami tidak bisa berteriak. Dia sangat menyeramkan.
☺☺☺
            “Udahlah, Bob! Relain aje duit lo!” Aldo membujukku.
            “Enggak!” aku berkata ketus.
            “Pokoknya hari ini kita harus kesana lagi! Gue masih penasaran sama tuh nenek sihir.”
            “Ogah!” Rani tidak kalah ketus.
            “OKE, FINE!” tak sadar aku berteriak ke arah mereka.
            “Siapa yang nanya kabar lo, Bob? Kok malah ngomong fine? Emang gue nanya how are you?” saut Aldo.
            Aku diam. Jengkel.
☺☺☺
            Setelah pulang sekolah aku langsung pergi ke rumah nenek sihir tersebut. Tentu saja seorang diri, karena Aldo dan Rani tidak mau menemaniku. Aku belum bercerita tentang masalah ini kepada orang tuaku. Aku takut mereka marah.
            Rumah tersebut masih saja sepi dan kotor, tapi hari ini pintunya tertutup. Aku memberanikan diri mengetok pintu.
            “Iya, tunggu sebentar!”
            Seseorang membalas ketukanku. Entah kenapa aku seperti mengenal suara ini. Benar saja! Ternyata yang membuka pintu adalah Bi Inem. Bibi yang bekerja di rumahku. Aku bingung dan sempat berpikir bahwa aku salah rumah.
            “Loh? Den Bobi? Ngapain disini?” Bi Inem bertanya bingung.
            “Eh? Loh? Bibi sendiri ngapain disini?
            “Kok malah balik tanya? Ini kan rumah Ibu bibi. Ibu bibi baru dateng dari Wonosobo kira-kira tiga hari yang lalu.”
            Tiba-tiba seorang anak kecil yang masih saja menggunakan celana dalam biru doraemon muncul dihadapanku. Ia masih saja menggenggam sehelai uang seratus ribu.
            “Bi, maaf sekali lagi. Sepertinya ibunya bibi mengambil uang seratus ribu saya. Saya sempat bertemu dia tiga hari yang lalu. Dan sepertinya uang yang digenggam anak kecil ini adalah milik saya.” aku menjelaskan panjang lebar.
            Bi Inem melihat ke arah anak kecil tersebut sambil menghela nafas.
            “Uang seratus ribu? Ah! Uang milik Den Bobi sudah bibi kembalikan tadi pagi di saku seragam Den Bobi yang waktu itu bibi cuci. Bibi mengeluarkan uang itu karena takut basah dan robek. Sebenarnya bibi ingin mengembalikannya kemarin, tapi bibi sibuk ngurusin ibu bibi dan anak bibi ini. Uang yang dipegang ini adalah uang bibi, ia selalu menangis jika tidak diberi uang. Ya, sebenarnya dia berumur 10 tahun tapi sayang pertumbuhan tubuh serta otaknya terhambat karena bibi tidak memberikan gizi yang cukup baginya sewaktu kecil.”
            Anak Bi Inem? Jadi anak kecil yang selama ini kukira tuyul adalah anaknya Bi Inem? Aku hanya bisa diam seribu bahasa. Bingung harus berkata apa.
            “Ah, maaf Bi! Saya benar-benar minta maaf.” aku sangat malu sekali.
            Perasaanku campur aduk, antara malu, sedih, tapi juga senang.
☺☺☺
            “Bob, tadi pagi Bi Inem ngasih uang kamu tuh. Ada di saku kamu ya.” Mama menginformasikan info yang sudah kuketahui.
            Aku langsung bergegas ke kamar dan membuka lemariku. Aku merogoh saku seragamku dan terdapat uang dan sehelai kertas bertuliskan ‘Maaf ya, Den Bobi baru kembaliin uangnya sekarang.’ Aku merasa malu dan bersalah kepada Bi Inem.
☺☺☺
            “Permisi, permisi.” sahutku ke rumah Ibu Bibi Inem.
            “Eh, Den Bobi. Ada apa?” Bi Inem membukakan pintu sambil bertanya.
            “Ah, enggak Bi. Saya merasa bersalah atas tuduhan yang saya berikan kepada Ibu dan anak bibi. Saya seharusnya tidak boleh menuduh seseorang tanpa bukti yang pasti. Ini, Bi sebagai ucapan permintaan maaf.” aku memberikan sebuah amplop kepadanya.
            “Ah, ini apa? Sudah, tidak usah repot-repot. Ini salah bibi, kok.” Bi Inem mengembalikan amplop tersebut kepadaku.
            “Ambil aja, Bi!” aku memaksanya.
            Aku langsung berlari pulang dan meninggalkan Bi Inem tanpa pamit. Aku tidak mau amplop itu kembali ke tanganku. Dari kejauhan aku melihat Bi Inem membuka amplop itu. Ia terlihat kaget. Diambilnya uang seratus ribu itu dari dalam amplop, tidak lupa juga dengan secarik kertas didalamnya yang bertuliskan,
            ‘Bobi tidak pantas menerima uang ini. Bobi harap uang ini bisa membantu pengobatan anak Bi Inem agar lekas sembuh. Salam, Bobi.’
            Aku melihat Bi Inem menangis. Aku yakin bahwa air mata itu adalah air mata kebahagiaan, bukan kesedihan. Sekarang aku sadar bahwa kebahagiaan itu bisa dimulai dari hal-hal yang sederhana.

03 May 2013

Rame Rasanya.

Manis asem asin, rame rasanya! Penggalan tagline permen nano-nano yang pas banget buat gambarin jalannya hari ini.

Woah, hari ini diawali dengan bangun pagi seperti biasanya dan pergi berangkat ke sekolah sampe kira-kira pukul 9 pagi semuanya berjalan baik-baik saja. Kalo diibaratkan dengan rasa permen nano-nano, sekarang lagi manis engga, asem engga, asin juga enggak. Berarti? Flat. Well, gue sekarang jadi kecanduan main capsa (kartu remi) yang ternyata seru banget. Abis itu ada pelajaran matematika. Pertemuan matematika sebelumnya itu kita ulangan tentang Fungsi Komposisi Invers sama Limit Fungsi. Malam sebelum ulangan gue udah belajar mati-matian supaya nilai ulangan kali ini bisa dapet bagus. Ya, minimal diatas KKMlah.

Guru gue hari ini langsung ngebagiin hasil ulangannya. Gue emang rada kurang yakin sih sama nilai ulangan gue kali ini. Apalagi bagian limit, terutama limit trigonometri. Duh, kenapa harus ada limit trigonometri sih? Bikin nilai gue busuk aja. Dan terbukti dari 3 soal limit trigonometri gue cuma bener 1. Bzz. Paling ga suka deh kalo limit trigonometri soalnya di bagian ketika sin, cos, dan tan bersatu padu menjadi satu soal yang sulit dipecahkan. Mereka bertiga bersatu, menjadi suatu soal yang super power dan berniat untuk mengalahkan gue!!!!!! Oke, gue tau ini lebay tapi ini kenyataan karena gue engga bisa menyelesaikan soal itu. Alhasil? Nilai ulangan matematika gue 70 dengan kkm adalah 77. Duh tinggal 7 lagi, ga kesian apa?:(

Kalo digambarin sama permen nano-nano, rasanya sekarang lagi pahit. Padahal gue tau kalo permen nano-nano enggak punya rasa pahit.

Seketika itu mood langsung hancur. Engga niat ngerjain apa-apa. Semuanya terasa hancur, buyar, dan ngerasa menjadi orang paling goblok se-Indonesia. Ini bener-bener nyesek karena gue udah belajar bahkan sampe bangun super pagi buat belajar lagi tapi hasilnya sangat kurang memuaskan. Miris. Duuuuuh, pahit banget sih rasanya:"(

Hari ini gue juga punya janji sama temen-temen gue buat nonton Iron Man 3 di Margo City. Pas tau nilai matematika gue sebegitu jeleknya, langsung enggak nafsu nonton Iron Man. Tapi gue memutuskan untuk tetep pergi karena gue pasti nanti menyesal di kemudian hari. Siapa tau bisa lupa sama nilai matematika yang 'shine bright like a diamond' itu.

Gue pergi bareng temen-temen gue, bertujuh sama gue berdelapan. Selesai beli tiket dan popcorn kita langsung masuk ke studio nya. Duh, film nya keren bangeeeeeet. Seru. Kalo punya 100 jempol gue kasih deh buat filmnya. Jadi pengen kaya iron man gitu keren! Ga nyesel deh nontonnya. Apalagi tadi sebelum nonton mampir dulu ke TGA buat beli Anak Kos Dodol Dikomikin 3 dan 4 jadi nanti dirumah bisa baca. Yippie, sejenak bisa melupakan nilai matematika yang aduhay banget. Balik lagi ke Iron Man 3 yang totally awesome. Bener-bener ga bisa berkata apa-apa deh sama film ini, duuuuuuh apalagi Pepper Pots, such a pretty. Gwyneth Paltrow

Abis selesai nonton dan makan kita langsung pulang. Kalo digambarin pake permen nano-nano untuk moment kali ini mungkin manis kali ya:D

Fuuuuh. Hari ini cukup melelahkan tapi menyenangkan sekaligus menyedihkan. Rame banget rasanya, dari mulai pahit sampe manis. Tapi kayanya lebih banyak manisnya deh.

29 April 2013

B+

Never believe the things happen for a reason. Kutipan lagu itu punyanya Bruno Mars yang Again yang kayanya cocok banget buat situasi gue sekarang. Hari ini bener-bener unexpected banget. Selain dimulai dengan ulangan matematika yang sangat menguras otak ada juga salah satu kejadian yang bener-bener bikin falling from cloud 9 kalo kata Katy Perry. That thing that definitely made me felt blue:(

Selain lagu Bruno Mars yang Again ada lagi satu lagu yang juga cocok buat gue, yaitu dari Coldplay-Fix You, apalagi pas part nya When You Try Your Best But You Don't Succeed. Nah, ini lebih bener! Pas lo bener-bener udah struggling dengan super maksimal dengan hasil yang lumayan tapi ada yang just sit like a boss and gain almost perfect, ada kok, ada. And when the day comes you just too curious to find out but too fear to face the real? Bener-bener deh itu terjadi hari ini. Bener-bener enggak nyangka.

"Kayanya emang harus bekerja lebih ekstra lagi deh." That statement contains full of shit. Enggak! Percuma, udah pernah dicoba beberapa hari lalu tapi hasilnya? Nihil! Terus pake cara yang gimana lagi dong? Cara samping alias cara curang? Engga deh kayanya, selain dosa, nanti juga bikin ketagihan.

What goes around comes back around. I believe with that. It's just same like Karma, you will be served what you deserve. Yap, itu yang bener-bener gue tunggu buat salah satu orang yang imo bener-bener deserve to get karma. Tapi kapaaaaaaan? When the doomsday comes? Uh, itu lama banget. Percuma deh kayanya, waiting for nothing.

Maybe this is true. Everything happens for a reason. Yap, segala sesuatu terjadi pasti ada alasannya. Mungkin dengan kejadian ini Tuhan punya rencana yang lebih baik buat gue ke depannya. Gue percaya kok sama itu! God knows the best for me and HE is now writing the beeeeest story for my life. HIS plan must be great for me. Yap, yang penting berpikiran positif aja deh, jangan pikirin yang aneh-aneh dan enggak karuan sekarang ini. Kalo pikirin yang enggak jelas sekarang nanti malah tambah galau tiap hari, tapi ya itu manusiawi sih tapi jangan terlalu kebanyakan juga. Tunggu aja waktu yang tepat sampe karma nyamperinnya. 

When they say 'B+' as 'B Plus', I say 'B+' as 'Be Positive.'

18 April 2013

Enjoy, IX-D.

Yap, betul sekali! Sekarang, kita semua udah kelas XI, dan sebentar lagi akan naik ke kelas XII. Yap, ini juga betul kalo kita sekarang udah berada di sekolah yang beda-beda. 2 tahun udah pisah dari seru-seruannya kelas IX. Dari 400 anak SMP Mardi Yuana Depok kelas IX tahun pelajaran 2010/2011 adalah kita, 35 anak-anak SMP yang 2 tahun lalu sedang belajar mati-matian untuk bisa lulus bareng-bareng dari SMP ke jenjang yang lebih tinggi, SMA. Abis lulus semuanya pada nyebar ke SMA-SMA baik di sekitar Depok, Bogor, maupun Jakarta. Walau terpisah satu sama lain, kita tetep keep in touch kok.

Sampai akhirnya kita memutuskan untuk jalan bareng-bareng lagi untuk yang kedua kalinya. Mungkin ini udah seperti program tahunan kali ya, hihihihi. Hari itu hari Senin, 15 April 2013. Kita memutuskan untuk melancong ke Duni Fantasi, DUFAN. Disaat kakak-kakak kelas kita lagi takut buat ngadepin Ujian (gagal) Nasional, kita malah asik-asikan main di Dufan, hehehehehe. Tahun depan, kita nih UN! Walau cuma ke Dufan tapi enggak mudah loh, kita harus mikirin transportasi dan segala macamnya deh supaya liburan kali ini bisa berjalan sesuai rencana.

Sampai akhirnya kita jadi pergi, naik 3 mobil. Walau semua anak-anak kelas 9D enggak ikut tapi tetep seru kok perjalanannya, enggak nyesel deh ikut ke Dufan kali ini. Sampai di Dufan kita sedikit agak dapet masalah kecil, yaitu kita enggak bisa masuk Dufannya gara-gara ada beberapa tiket yang dirobek sama orang yang jaga pintu gerbang. Alhasil, kita harus nunggu kira-kira 2 setengah jam buat bisa masuk Dufan, walau tensi naik tapi tetep dibawa enjoy aja. Ini dia foto yang berhasil diabadikan,

Ini lagi nunggu 2 mobil yang lain dateng ke Dufan

Pas udah diperbolehin masuk sama pihak Dufannya, kita langsung mencari-cari wahana yang bisa kita naikin. Waduh semua wahananya rame banget jadi bingung naik yang mana dulu, ya wajarlah semua SMA se-Indonesia lagi liburan, jadi ga salah kalo salah satu destinasi utama anak-anak muda sekarang yaitu Dufan. Akhirnya, kita nyobain wahana Simulator, yang kaya nonton bioskop gitu terus kursinya goyang-goyang. Temanya Happy Feet. Ini nih foto-foto kita lagi ngantri,


Wahananya cukup seru kok, pas banget buat ngadem karena ber-ac hehehehehe, tapi kurang lama aja tuh durasinya wkwk. Abis itu kita lanjut ke naik Pontang-panting ayunan guede di udara gitu deh, seru! Abis itu karena enggak memungkinkan buat naik wahanan di Dufan bareng-bareng ber22 orang, kita memutuskan untuk pisah. Ada yang naik alap-alap ada juga yang naik tornado. Gue dan temen-temen yang lain pilih naik alap-alap aja. Alap-alap sejenis roller coaster mini yang enggak terlalu ekstrim. Ini hasi jepretannya,


Abis itu jalan-jalan buat naik Poci-poci dan rumah miring.


Enggak lupa juga naik marry go round!


Abis naik marry go round langsung deh naik kora-kora. Pas naik kora-kora ga bisa ngambil foto, bukannya ga boleh, tapi enggak sanggup buat nyalain kamera dan jeprat-jepret. Ayunannya ituloh, bikin perut kegelian wkwkwkwkwk. Abis itu langsung deh main Arung Jeram yang ckckckck ngantrinya satu jam lebih! Untuk menghilangkan kebosanan mending foto-foto dulu! Cheers!


Alhasil, basahhhhhh semua! Gara-gara basah akhirnya pada ganti baju dulu deh terus lanjut main. Eeeeetapi ga bisa lanjut main soalnya Dufannya udah mau tutup, etapi kita masih sempet main 1 wahana lagi, yap, Pontang-pontang (lagi!). Kali ini ada jepretannya.


Abis puas kesana-kesini di Dufan sampe kaki pegel, akhirnya kita pulang. Ehiya, enggak lupa kita foto bareng-bareng IX-D dulu nih!


Udah selesai foto-foto semuanya pada laper nih, cari-cari makanan dulu yuk di sekitar Mangga Dua. Sampe akhirnya kita makan di Bebek Majir, nih fotonya,



Si abang pemilik bebek majir ini juga enggak mau kalah, dia terkesan kali ya sama kekompakan kita, dia malah fotoin kita dan dia post di twitternya, @bebekmajir waduuuuh, dan yang lebih wow nya lagi dia foto pake iPhone broooooo.


Makanannya juga enak kok bro, highly recommended! Udah kenyang makan ini-itu, akhirnya kita memutuskan untuk pulang. Hoaaaaa, cepet banget ya hari ini berlalunya. Pokoknya seru banget deh jalan-jalan bareng anak-anak kelas IX-D, semoga sampe tua tetep terus begini ya! Terima kasih, sobat. Sebanyak-banyaknya!

 
Copyright © The Untold(s) | Theme by BloggerThemes & frostpress | Sponsored by BB Blogging